Jumat, 04 April 2014

Sinema Trans TV

Posted by Unknown | 06.59 Categories:
Sekitar sebulan yang lalu saya iseng nonton bioskop Indonesia di Trans TV. Temanya tentang seorang gadis yang terobsesi menjadi model terkenal tetapi ia berasal dari keluarga yang tidak mampu. Ibunya cuma penjual baju bekas. Sebenarnya tema-tema serupa sudah sering diceritakan dan endingnya pun sudah bisa kita tebak tetapi ntah kenapa FTV ini cukup "menggelitik" saya sehingga beberapa part seolah 'menyentil' diri saya sendiri. 
Well, sedikit ceritanya si model ini (waktu itu diperankan oleh Kiki Amalia) diajak ke diskotik oleh pacarnya. Diceritakan di FTV ini bahwa dia berada di usia sekolah (SMA). Di diskotik itu, si model bertemu dengan agency model (diperankan Donny Damara) dan akhirnya ia dirayu untuk ikut bergabung ke agency model yang dimilikinya dengan iming-iming akan dijadikan model terkenal. Disamping itu tentu bapak ini ingin yang 'lebih' daripada sekedar modelnya (semoga mengerti). Singkat cerita memang ia berhasil menjadi model dengan bayaran yang mahal meskipun baru terjun ke dunia model karna ada 'main' dengan bos sendiri. Akhirnya ia menjadi sombong karna sudah diberi kekayaan yang berlimpah dan pada akhirnya pergi meninggalkan ibunya (keluar dari rumah, red). Tidak cukup 'main' dengan bos, model ini juga 'main' dengan fotografernya dan ia dijanjikan pula akan naik tingkat ke dunia internasional dengan syarat mentransfer sejumlah uang agar impiannya berhasil. Padahal itu cuma akal-akalan dari fotografer tersebut agar bisa memeras si model ini. Di akhir cerita, semua kekayaan si model ini habis karna direbut semua oleh istri dari bosnya, dirampok di jalan, dll. Yaaa bisa ditebak pada akhirnya ia tobat, ditolong oleh ibunya, dimaafkan oleh ibunya dan kembali ke jalan yang benar. 
Ada beberapa hal yang buat saya miris meliat ini. Contohnya, ketika si model diajak oleh pacarnya ke diskotik, dengan masih menggunakan seragam SMA, pacarnya mengatakan "pakai baju yang seksi ya". Perkataan ini membuat saya bertanya "apa memang seperti itu anak SMA jaman sekarang?". Anak SMA ke diskotik, seksi-seksi, apa yang dibaca dan ditontonnya selama ini kalo sudah berbicara hal seperti itu, sudah ke diskotik? Belum lagi dengan mudahnya si model terperangkap dalam pelukan kaum hidung belang itu. Berani main-main dengan orang baru, anak SMA woy.. hidup masih panjang. Seperempat abad aja belum tapi sudah mengorbankan harga diri sendiri. Ilmu masih belum apa-apa, pengalaman masih minim, skill baru terasah. 
Kemudian tingkah laku si model membuat saya bertanya, apa memang orang islam seperti itu ketika terobsesi dengan cita-citanya? Apa segitu bodohnya menerima tawaran dari lelaki tanpa menyaring, mencari informasi, atau apapun itu biar tidak terjebak, tidak salah langkah? Ibunya digambarkan orang yang sederhana dengan hijab yang meliputi dirinya tetapi anaknya terkenal dan congklak. Apa seperti itu keadaan umat islam sekarang? Kalo yang nonton ini orang non islam, maka yang dibayangan dia adalah, umat islam begitu mudah tergiur harta. 
Memang sih itu hanya sekedar tontonan belaka. Cerita fiksi yang hanya ada dari imajinasi sang Sutradara dan penulis skenario. Tapi dari situ secara tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan nyata. Maka tidak heran banyak anak yang berani melawan orang tuanya, malu mengakui pekerjaan orang tuanya sekalipun ia tau kalo itu pekerjaan yang halal, banyak yang mencari kesuksesan dengan cara instan atau menganggap simbol kesuksesan adalah rumah dan mobil. 
Bisa jadi tontonan ini akan menginspirasi sebagian orang untuk berlaku demikian atau sebaliknya memang kenyataannya seperti itulah dikehidupan nyata yang dituangkan dalam apa yang mereka sebut dengan 'Bioskop Indonesia'. 
aahh...semoga ke depannya tv yang dulu saya banggakan ini bisa selektif dalam membuat cerita. Menayangkan FTV yang berkualitas dan tidak murahan seperti ini. Tidak perlu membawa bawa agama, menampilkan orang beristigfar dll karna terus terang saya sendiri malu. Malu karna seolah itu menggambarkan orang islam saat ini meskipun cerita di kehidupan nyata mungkin tidak serupa. 

0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube