Minggu, 15 Desember 2013

Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata kincir angin? Negara Belanda? Percayalah, alat ini kini ada di Indonesia, tepatnya di pantai Pandansimo, Desa Poncosari, Bantul, Yogyakarta.


Wilayah pantai selatan Yogyakarta merupakan pantai yang memiliki intensitas sinar matahari yang cukup serta kecepatan angin yang cukup kuat. Kondisi demikian sangat berpotensi sekali untuk dikembangkan energi baru yang memanfaatkan tenaga surya dan angin menjadi energi baru yang dikenal dengan energi hybrid. Pemerintah Bantul bekerjasama dengan Kementrian Riset dan Teknologi,  Kementrian Kelautan dan Perikanan, E-wind Energy, LAPAN, dan UGM membangun pilot project energi hybrid di pantai Pandansimo, desa Poncosari, Bantul. Dalam kunjungannya (Minggu, 11 Desember 2011), mahasiswa/i TL UII yang disambut oleh Bapak Kris diajak berkeliling di area pemanfaatan yang  dibangun di lahan seluas 17 ha ini, terdiri dari 37 buah kincir angin dengan rincian 28 unit untuk menghasilkan listrik sebesar 1 kW, 6 unit untuk menghasilkan 2,5 kW, 2 unit untuk menghasilkan 10 kW, dan 1 unit untuk menghasilkan 50 kW. Sedangkan untuk pemanfaatan sel surya digunakan panel surya dan mampu menghasilkan aliran listrik 17,5 kWP (1 keping panel menghasilkan 100 watt). Hasil output energi ini dimanfaatkan untuk melayani beberapa sistem seperti penerangan jalan, pompa untuk menaikkan air tanah, listrik untuk pembuatan es balok, serta untuk pengairan sawah. 

Awalnya daerah ini merupakan lahan berpasing yang gersang sehingga pemerintah setempat melakukan penghijauan dengan penanaman tumbuhan akasia. Kemudian adanya pilot project ini semakin mengembangkan wilayah ini dengan meningkatnya pariwisata yang berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat setempat dari usaha warung makan dan sejenisnya, meningkatnya hasil pertanian lahan pasir, serta terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar seperti untuk tenaga teknis alat.

Sistem kerja peralatan ini antara lain, angin yang bertiup akan menggerakkan kincir angin dan sinar matahari yang diterima oleh panel akan menyimpan energi di dalam dinamo yang selanjutnya akan membawa aliran listrik ke dalam aki dengan kapasitas 12 volt. Sebelum listrik dimanfaatkan, energi yang tersimpan di aki berupa arus DC ini akan distabilkan atau diubah ke arus AC dengan inverter kapasitas 15.000 watt yang selanjutnya akan dimanfaatkan sebagaimana yang disebutkan di atas.

kincir Angin di Bantul


Sebagai contoh, listrik yang dihasilkan akan menggerakkan pompa yang digunakan untuk mengangkat air tanah yang selanjutnya akan dibawa ke dalam sumur yang dikenal dengan sumur enteng. Di dalam sumur ini terdapat tiga pipa yang masing-masing membawa air ke tempat berbeda seperti ke dalam kolam ikan air tawar dan ke pertanian di sebelah timur lahan pemanfaatan energi. Hal yang unik di dalam kolam ini adalah dikembangkannya sistem akuaponik yaitu paduan antara aquakultur dan hidroponik. Kolam ini mirip dengan pertanian tumpang sari namun media tumbuh tanaman menggunakan batu kerikil, bukan tanah. Prinsipnya sistem ini adalah resirkulasi air dari ikan ke tanaman dan sebaliknya, dari tanaman ke ikan. Sistem ini merupakan salah satu cara untuk budidaya ikan dan bertani pada wilayah yang memiliki lahan sempit. Di dalam kolam dikembangkan ikan nila sedangkan di sisi-sisi kolam ditanam dengan tanaman seperti kangkung, cabai, tomat, dan terong. Inilah yang merupakan proyek pengembangan kolam ikan air tawar dari Kementrian Perikanan dan Kelautan. Kegiatan pembangunan dari energi hybrid ini akan terus dikembangkan dan direncanakan hingga melayani rumah penduduk untuk mengganti aliran listrik dari PLN atau menjangkau wilayah yang belum dialiri listrik.

Ruang Aki untuk Konversi Energi

Pada dasarnya untuk teknologi ini dapat diterapkan asalkan intensitas matahari dan kecepatan angin yang bertiup mencukupi. Sayangnya untuk membangun instalasinya memerlukan biaya yang
cukup besar namun dalam operasional akan lebih hemat daripada menggunakan PLN. Menurut Bapak Kris sendiri, pemerintah Indonesia telah berencana untuk mengembangkan energi hybrid ini di Indonesia terutama Indonesia bagian timur mengingat potensi angin dan sinar matahari sangat mencukupi di wilayah tersebut seperti di NTT dan NTB, tuturnya. 
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube