Rabu, 26 Februari 2014

Memperbaharui Diri Sendiri

Posted by Unknown | 18.31 Categories:
Siapa sih yang tidak mau memperbaharui diri sendiri? Semua pasti akan bilang, SAYA! Saya ingin memperbaharui diri sendiri dengan berbagai alasan dan tujuannya. Oke, seberapa penting perbaharuan itu dilakukan?

Well, Tema ini saya ambil ketika ikut kegiatan di Butterfly Act beberapa waktu yang lalu. Beberapa hal yang dibahas mengenai memperbaharui diri ini saya rangkum dalam dua poin dibawah ini.
  1. Alasan, satu hal yang harus ditanyakan pada diri sendiri jika ingin memperbaharui diri adalah apa sebenarnya alasan kita untuk memperbaharui diri sendiri? Apa alasan kita berubah? Setelah kita tau alasan ini maka akan menjadi penting bagi kita agar tau apa sebenarnya tujuan kita berubah itu.
  2. Ubah pola hidup kita. Yang namanya setiap perubahan, tentu tidak akan dijalani dengan mudah. Tidak semudah kita mengatakan “Oke, aku akan berubah besok/sekarang/dua hari lagi”. Perubahan ini merupakan implementasi kita dari alasan perbaharuan diri dan menggapai apa yang kita inginkan. Mungkin selama ini kita akan jenuh dengan kehidupan yang begitu-begitu saja. Seperti saya, mulai bosan dengan rutinitas mulai bangun tidur lalu siap siap ke kampus lalu dapat tugas, lalu kerjakan tugas dan kemudian tidur lagi. Begitu seterusnya sampai saya berada pada titik jenuh diri rutinitas. Tapi apa saya harus berhenti? Berhenti dari kampus? Tentu tidak karna ada amanah yang harus saya pikul disini. Apa yang dilakukan? Ubah pola kehidupan, setelah bangun tidur, cari kegiatan yang membuat semangat diri meningkat, yang membuat kita melupakan kejenuhan itu. Pergi jalan jalan sekitar kos misalnya. Melihat hal-hal yang selama ini luput dari perhatian, atau pergi ke daerah yang belum pernah kita lakukan. Atau sempatkan untuk membaca buku yang kita senangi.

Masih bosan dengan rutinitas? Off kan semua. Yaaa off. Tidak berarti off bekerja, kuliah, memasak atau mengurus rumah. Tapi disamping mencari kegiatan baru, cari waktu off kita. Maksudnya? Oke, begini, setiap orang akan merasa jiwa dan raganya menjadi satu dalam satu waktu dan merasa seolah-olah waktu itu berhenti seketika dan didalam ruang itu, hanya ada dia saja. Perjalanan sang waktu tidak mampu mengalihkannya sedikitpun. Kapan? Setiap orang akan merasakan ini ketika ia melakukan hal yang ia senangi, misalnya penulis dengan diary/blog/laptopnya, pianis dengan pianonya, atau apapun itu. 

Bagi orang islam sendiri, saat-saat ini adalah saat kita shalat. Ketika shalat, kita akan merasa jiwa dan raga ini disatukan dan kita melakukan penyerahan diri ini kepada sang Khalik sepenuh-penuhnya penyerahan diri. Melupakan segala permasalahan dan beban yang diterima serta mensyukuri setiap rizki/ujian yang diberikan kepada kita. Tentu saja ini tidak akan terjadi jika kita melakukan shalat yang semata hanya ritual. Sebab feeling untuk shalat yang demikian akan terjadi jika shalat dilakukan karna spiritual. Spiritual karna kita merasa kita memerlukan Allah untuk menyerahkan diri ini. Spiritual merasakan bahwa ini adalah salah satu cara kita untuk memperbaharui diri kita, melepaskan energi negatif yang ada dan merasakan semburan energi positif dari sang Khalik. 

Tidak hanya setiap shalat wajib, shalat dhuha yang biasanya dikatakan sebagai ibadahnya para pengusaha, lakukanlah untuk meluaskan hati ini sehingga kita menjadi pribadi yang kaya hati. Begitu pun tahajud, shalat yang akan lebih mendekatkan seorang hamba pada Tuhannya karna saat inilah hanya sebagian kecil orang yang sanggup untuk bangun diantara orang lain yang terlelap. Tuhan akan menjadikan orang-orang dengan tahajudnya sebagai pribadi dengan kedudukan yang tinggi.

Satu titik yang mungkin menurut saya merasa bahwa waktu itu akan berhenti adalah ketika sujud. Saat itulah semua yang menjadi kesombongan diri di dunia akan diruntuhkan karna kita menyerahkan segalanya pada Dzat Yang Maha Tinggi. Lepaskan semuanya, tinggalkan sebentar rutinitas itu maka titik perbaharuan diri akan ditemui. Entah dari mana, terkadang energi positif itu muncul dan perasaan untuk berubah itu mengilhami.

Mungkin dua poin diatas adalah kunci pembuka untuk memperbaharui diri. Ada pesan lain yang disampaikan dalam kegiatan ini. Diantaranya mengapa ada yang tidak mau memperbaharui dirinya. Terkadang yang membuat orang terlena dengan tidak memperbaharui diri adalah ketika telah berada diatas rata-rata orang lain. Saat kita merasa bahwa titik yang kita dapatkan sekarang merupakan titik aman dan kita tidak takut jatuh lagi. Tetapi ternyata kita lupa bahwa orang lain yang ada dibawah kita sebelumnya, bisa jadi terus memperbaharui dirinya, dan pada akhirnya orang itu ada diatas kita dan justru kitalah yang menjadi orang rata-rata itu atau malah dibawah rata-rata.

Ada konsep mengenai kuadran waktu yang menjadi acuan agar kita dapat memperbaharui diri ini. Agar kita menjadi orang yang siap untuk berubah dan mempersiapkan diri untuk perubahan itu. Apa itu? Yaa kuadran waktu saya berikan seperti gambar berikut.


·   Kuadran I, penting dan mendesak. Inilah yang sering kita lakukan. Menumpuk tugas kuliah dan dua hari sebelum hari pengumpulan (Hari H) kita merasa terdesak oleh waktu. Orang yang ada pada kuadran ini akan merasa tidak punya waktu yang banyak. Maka kita akan mendengar celotehan bahwa rasanya 24 jam itu tidak cukup. Maka pada kuadran ini kita tidak akan punya cukup waktu untuk berubah/memperbaharui diri karna untuk evaluasi diripun kita tidak sempat.
·   Kuadran II, penting dan tidak mendesak. Orang pada kuadran ini akan merasa cukup banyak waktu untuk kegiatan yang penting namun tidak harus dilakukan sesegera mungkin. Tetapi tujuannya jelas misal dalam hal ini kita berbicara tentang memperbaharui diri. Maka orang yang merasa poin poin yang harus dilakukan untuk memperbaharui diri itu  penting, ia akan melakukannya dengan tenggat waktu yang tidak membuatnya terdesak dan melakukannya semata-mata agar terpenuhi targetnya. Kuncinya, fokus. Melakukan hal penting dan fokus pada tujuan.
·  Kuadran III, tidak penting  dan mendesak. Sesuatu hal yang sebenarnya tidak penting tapi kita merasa itu sangat mendesak untuk dilakukan. Hati-hati pada kuadran ini karna ini membawa kita untuk meanggap sesuatu itu seolah olah penting dan sesegera mungkin harus kita lakukan. Ini dapat dikatakan jebakan batman. Hati-hati karna ini akan waste your time.
·  Kuadran IV, tidak penting dan tidak mendesak. Hindari berada pada kuadran ini karena kita akan terbuai oleh waktu dan merasa segala hal untuk merubah diri itu bisa berjalan dengan sendirinya tanpa kita harus berusaha dan tidak terdesak oleh waktu.


Jadi, Berada dikuadran mana kita selama ini? ƪ(˘⌣˘)┐"ƪ(˘⌣˘)ʃ"┌(˘⌣˘)ʃ

0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube