Kamis, 24 April 2014

Biasa Berada Pada Ketidaknyamanan

Posted by Unknown | 08.13 Categories:
Ketikaaa...
Ada suatu masa ketika orang-orang pergi dari hadapan kita dan kembali lagi. Tapi mungkin akan ada suatu saat ketika orang itu pergi dan tidak pernah menoleh untuk kembali
Ada suatu masa ketika kesendirian menjadi obat untuk ketenangan diri, tetapi sosialisasi akan tetap diperlukan untuk menambah kebahagiaan dalam hidup
Ada suatu saat ketika merasa tidak perlu semua tau apa yang ada di fikiran tetapi perlu waktu untuk membagi agar kerumitan yang dihadapi dapat diuraikan
Ada suatu waktu ketika kita tidak perlu orang tau dimana keberadaan kita tetapi setiap saat kita ingin orang sadar bahwa kita ada di lingkungan mereka terutama saat kita berjalan beriringan
Ada suatu waktu dimana perasaan disembunyikan dan memasang topeng wajah tetapi di waktu lain kita perlu pengingat untuk segera melepaskan topeng itu
Dan ada saat dimana kita ingin menyembunyikan kesedihan yang dirasakan tetapi kita tetap ingin mengekspresikan kebahagiaan di hadapan semua orang yang berbahagia
…….
Sudah biasa menghadapi kepergian setiap orang yang tanpa pernah menoleh untuk kembali. Sudah biasa menerima orang-orang pergi dan seakan-akan penyebab perginya adalah kesalahan kita. Sudah biasa merasakan bahwa keberadaan diri seolah-olah menjadi ‘pengganggu’ bagi orang lain pada jalan hidupnya. Sudah biasa menghadapi segala hal ini sendiri dan sudah biasa menyunggingkan senyum miris dan tanpa seorang pun pernah sadar akan arti senyum itu.
Betah? Ya betah. Karena tidak akan pernah disadari dan baiknya tidak perlu semua orang tau. Yang perlu dilakukan hanya menunjukkan sisi kebahagiaan sekalipun kebahagiaan itu tidak pernah ada pada saat ini.
……..
Memang sifat diri setiap insan akan berbeda. Sebagian kecil akan ada yang dianggap ‘aneh’ dan berbeda sehingga pantas untuk dijauhi dan ditinggalkan orang. Ketika kita berjalan beriringan dan keanehan ditemukan maka berbelok ke jalan berbeda dianggap sebagai salah satu ‘cara aman’ agar tidak perlu meluruskan hal yang aneh ataupun menerima keanehan itu sendiri. Memang bukan orang yang tepat untuk menerima keluhan, memang bukan orang yang tepat untuk berbagi kisah, memang bukan orang yang aman untuk menyimpan kisah. Memang tidak memiliki semua yang dimiliki oleh orang-orang “normal” lainnya. Tidak pernah dianggap baik diantara orang-orang baik sekalipun orang-orang menganggap kita baik.
Maka untuk sekedar basa basi untuk hal yang basi pun akan berat dilakukan karna memang tidak semua perlu tau apa yang masing-masing lakukan. Yaaa benar, karna bukan urusan masing-masing. Jadi tidak perlu membuang energi untuk sekedar berbasa basi ria. Menghabiskan waktu kita untuk hal yang tidak penting, buat apa?
Tapi asalkan tau, hal-hal ringan itu yang membuat keberadaan diri yang dianggap hilang ini seolah-olah ada, sekalipun berbayang. Tidak perlu banyak cerita, tidak perlu banyak mengungkapkan apa yang anda rasakan, tidak perlu menjelaskan segala hal yang anda lakukan. Tetapi bayangan ini seolah-olah merepresentasikan bahwa di fikiran anda orang ini benar adanya sekalipun kemudian anda melupakan dan melepaskannya kembali. Sekedar hal sederhana itu sudah lebih dari segalanya. Lebih baik adanya dari dianggap hilang menjadi bayangan daripada hilang dan tidak peduli kemana arahnya pergi.
Seperti layang-layang yang putus, ada yang dibiarkan pergi dan ada yang dikejar oleh anak-anak. Sekalipun tidak berhasil di dapatkan, setidaknya layang-layang putus ini dianggap ‘menarik’ untuk dikejar oleh mereka daripada yang dibiarkan pergi dan tidak seorang pun menoleh kepadanya sekalipun ia adalah layang-layang yang mahal dan indah.
………
Sebelum pergi ini, mungkin banyak terdapat utang budi. Tidak, bukan anda. Tapi saya. Banyak sekali dan tidak tau bagaimana membalasnya selain doa semoga ikhlas itu ada pada kita. Tidak, tidak perlu mengungkapkan apa yang sudah saya lakukan, karna memang tidak ada. Tidak ada sedikitpun hal berharga yang pernah dilakukan, karna memang tidak berharga dan tidak ada gunanya juga. Kalaupun ada, mungkin cuma secuil dan lagi lagi terlupakan. Saya pun tidak ingin anda mengingatnya.
Sejarah yang pernah ada, biar aja buat penambah bumbu cerita dimasa depan. Karna yang kita hadapi adalah hal sekarang, bukan kemarin. Ingat, sekedar penambah bukan bumbu utama. Jadi jika ada hal yang baru datang, bahagialah dengan hal tersebut, bukan berkutat dengan hal lama yang anda sendiri sudah bosan menghadapinya. Karna hal yang baru itu lebih banyak mengenalkan anda pada suatu yang baru.
…….
Ternyata pada suatu waktu pijakan diri masih ditempat yang lama, dan tidak ada hal baru yang datang tetapi yang ada malah hal yang lama yang terus menerus pergi sampai merasa minus pada diri sendiri. Tidak, tidak perlu kasian, tidak perlu iba, tidak perlu prihatin karena kembalikan pada keadaan sebelumnya, ini sudah biasa.

0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube