Sabtu, 21 September 2013

PDAM Bandarmasih : Banyu kada bewayahan

Posted by Unknown | 08.21 Categories:


Bagian ini tentang sistem pengolahan air minum di PDAM Bandarmasih Banjarmasin. Kebetulan kemarin tahun 2011 saya sempat mendapat kesempatan untuk magang disana. ceritanya sih sudah pernah dibagi di sini. Ringkasnya akan saya bagi yaaa...


PDAM Bandarmasih merupakan PDAM pertama yang ada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kapasitas pengolahan awalnya hanya 35 lt/detik dan kini berkembang hingga 546 lt/detik. PDAM yang menurut data BPPSPAM 2009 termasuk salah satu PDAM yang masuk dalam kategori sehat ini pada dasarnya terbagi menjadi dua sistem pengolahan (water treatment plant) yaitu IPA 1 A Yani dan IPA 2 Pramuka. Kedua sistem pengolahan ini menggunakan cara yang konvensional dan tetap terjamin kualitasnya. IPA 1 A Yani melayani wilayah Banjarmasin Barat sedangkan IPA 2 Pramuka melayani wilayah Banjarmasin Utara, Tengah, Timur dan Selatan. Kapasitas pengolahan IPA 1 ialah 546 lt/detik sedangkan kapasitas pengolahan IPA 2 Pramuka sebesar 1.025 lt/detik.



sumber : http://hasanzainuddin.wordpress.com

PDAM Bandarmasih menggantungkan kelangsungan pengolahan dari air sungai sebagai air baku terutama IPA 1 A Yani yang memanfaatkan air dari sungai Bilu. Musim kemarau panjang merupakan ancaman besar bagi sistem pengolahan di IPA 1 A Yani. Lokasi sungai Bilu yang merupakan cabang dari sungai Martapura ini sewaktu-waktu akan meningkat kadar garamnya (>250 mg/l) jika terjadi musim kemarau berkepanjangan sebab air laut akan masuk (intrusi) ke sungai Martapura dan akhirnya masuk ke sungai Bilu. 

Umumnya air baku terus dipantau kualitas fisiknya setiap 2 jam sekali serta setiap bulannya air akan diuji kandungan kimia dan bakteri baik dari unit pengolahan dan di pelanggan yang dipilih pada beberapa titik pelayanan.
Banjarmasin merupakan kota yang sistem perekonomiannya maju. Kemajuan ini menjadi peluang tersendiri bagi PDAM untuk mengembangkan jaringannya. Maka dengan visi utama “Menjadikan PDAM Bandarmasih menjadi Perusahaan Air Minum yang Mandiri, Profesional dan Terbaik dalam Pelayanan”, PDAM ini mampu membuktikan diri dengan berhasilnya meraih ISO 9001 versi 2000 dari TUV NORD sebagai PDAM yang berhasil menerapkan sistem manajemen mutu yang memenuhi persyaratan internasional pada tahun 2009 dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan. Selain itu pada tahun 2004 dan 2006 berhasil pula meraih penghargaan “Piala Pelayanan Prima” dari presiden RI. Dengan demikian slogan PDAM : banyu kada bewayahan (air tidak ada batas waktu) menjadi pondasi bukti keloyalan PDAM untuk tetap melayani pelanggan dengan layanan terbaiknya seperti adanya pelayanan untuk pemasangan sambungan 1 hari (one day service) bagi pelanggan baru, layanan gangguan distribusi selama 24 jam selama 7 hari serta adanya drinking fountain yang boleh dikonsumsi oleh siapa saja. Untuk mencapai titik yang demikian tentu tidak lepas dari tangan-tangan profesional yang terus menjaga kualitas air serta kepuasan pelanggan terhadap kinerja pelayanan PDAM.
             
PROSES PENGOLAHAN DI IPA 1 A. YANI
Intake yang berada di sungai Bilu akan dibawa melalui pipa dengan diameter 600 mm ke bak pengumpul. Jarak antara intake dan sungai Bilu sekitar 6 km. Dari bak pengumpul ini air akan mengalir ke bak koagulator dengan cara terjunan dan dicampurkan dengan koagulan yang berupa PAC yang dialirkan melalui pipa. Setelah itu air akan masuk ke dalam sistem pulsator. Inlet dari sistem pulsator inilah yang disebut dengan bak pengaduk lambat sebab di tempat inilah diharapkan flok-flok telah terbentuk. Hal yang menarik dari sistem pulsator adalah adanya sistem selimut lumpur yang berfungsi untuk menyaring flok-flok yang telah terbentuk agar tidak ikut ke sistem pengolahan selanjutnya. Dengan demikian, air bersih akan lolos dari selimut lumpur tersebut. Jika kondisi lumpur telah pekat maka otomatis lumpur akan dibawa ke bak pengumpul lumpur yang berada di dekat bak pulsator.



Sistem di pulsator mengandalkan tekanan udara dari pompa blower yang ada di dalamnya. Dengan adanya vacuum chamber maka air akan naik dan memenuhi ruang pulsator. Di dalam pulsator terdapat stealing plate yang berfungsi sebagai penenang air sehingga terjadi kondisi diam di pulsator. Untuk memaksimalkan hal tersebut maka digunakan tube settler sehingga diharapkan flok-flok yang terbentuk sudah maksimal, mengendap di dasar bak, dan air bersih akan masuk ke pengolahan selanjutnya yaitu filtrasi.
tube Settler
Pulsator


IPA 1 A Yani memiliki 7 unit filtrasi yang masih dapat beroperasi dengan baik. Ketujuh unit ini menggunakan media pasir silika dan di bagian bawah media terdapat nozzle sebagai penyangganya. Setiap unit filtrasi masing-masing terhubung ke satu unit bak siphon sebelum air masuk ke reservoar. Pembersihan filtrasi dilakukan secara manual dan semi otomatis. Secara manual, dinding-dinding filtrasi akan dibersihkan setiap pagi oleh petugas agar tidak ada lumpur yang menempel di filtrasi yang dapat menyebabkan gangguan dalam proses produksi. 
salah satu unit filtrasi


Dari bak siphon ini akan terhubung dengan saluran menuju ke storage well baru kemudian masuk ke reservoar dan dipompakan ke pelanggan. Pada storage well inilah air akan diberikan desinfektan berupa gas klor. Sisa klor di pelanggan diharapkan memiliki kadar > 0,8 mg/liter. Oleh sebab itu pemantauan berkala selalu dilakukan dengan cara pengambilan sampel di beberapa titik wilayah pelayanan agar kualitas air tetap terjaga hingga ke pelanggan paling jauh sekalipun.



0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube