Ketikaaa...
Ada suatu masa ketika orang-orang
pergi dari hadapan kita dan kembali lagi. Tapi mungkin akan ada
suatu saat ketika orang itu pergi dan tidak pernah menoleh untuk kembali
Ada suatu masa ketika kesendirian
menjadi obat untuk ketenangan diri, tetapi sosialisasi akan tetap diperlukan
untuk menambah kebahagiaan dalam hidup
Ada suatu saat ketika merasa
tidak perlu semua tau apa yang ada di fikiran tetapi perlu waktu untuk membagi
agar kerumitan yang dihadapi dapat diuraikan
Ada suatu waktu ketika kita tidak
perlu orang tau dimana keberadaan kita tetapi setiap saat kita ingin orang sadar bahwa kita ada
di lingkungan mereka terutama saat kita berjalan beriringan
Ada suatu waktu dimana perasaan
disembunyikan dan memasang topeng wajah tetapi di waktu lain kita perlu pengingat untuk segera melepaskan topeng itu
Dan ada saat dimana kita
ingin menyembunyikan kesedihan yang dirasakan tetapi kita tetap ingin
mengekspresikan kebahagiaan di hadapan semua orang yang berbahagia
…….
Sudah biasa menghadapi kepergian
setiap orang yang tanpa pernah menoleh untuk kembali. Sudah biasa menerima
orang-orang pergi dan seakan-akan penyebab perginya adalah kesalahan kita.
Sudah biasa merasakan bahwa keberadaan diri seolah-olah menjadi ‘pengganggu’
bagi orang lain pada jalan hidupnya. Sudah biasa menghadapi segala hal ini
sendiri dan sudah biasa menyunggingkan senyum miris dan tanpa seorang pun pernah sadar
akan arti senyum itu.
Betah? Ya betah. Karena tidak akan pernah disadari dan baiknya tidak perlu semua orang tau. Yang perlu dilakukan hanya menunjukkan
sisi kebahagiaan sekalipun kebahagiaan itu tidak pernah ada pada saat ini.
……..
Memang sifat diri setiap insan
akan berbeda. Sebagian kecil akan ada yang dianggap ‘aneh’ dan berbeda sehingga
pantas untuk dijauhi dan ditinggalkan orang. Ketika kita berjalan beriringan
dan keanehan ditemukan maka berbelok ke jalan berbeda dianggap sebagai salah
satu ‘cara aman’ agar tidak perlu meluruskan hal yang aneh ataupun menerima
keanehan itu sendiri. Memang bukan orang yang tepat untuk menerima keluhan, memang
bukan orang yang tepat untuk berbagi kisah, memang bukan orang yang aman untuk
menyimpan kisah. Memang tidak memiliki semua yang dimiliki oleh orang-orang
“normal” lainnya. Tidak pernah dianggap baik diantara orang-orang baik
sekalipun orang-orang menganggap kita baik.
Maka untuk sekedar basa basi
untuk hal yang basi pun akan berat dilakukan karna memang tidak semua perlu tau
apa yang masing-masing lakukan. Yaaa benar, karna bukan urusan masing-masing.
Jadi tidak perlu membuang energi untuk sekedar berbasa basi ria. Menghabiskan
waktu kita untuk hal yang tidak penting, buat apa?
Tapi asalkan tau, hal-hal ringan
itu yang membuat keberadaan diri yang dianggap hilang ini seolah-olah ada,
sekalipun berbayang. Tidak perlu banyak cerita, tidak perlu banyak mengungkapkan
apa yang anda rasakan, tidak perlu menjelaskan segala hal yang anda lakukan. Tetapi
bayangan ini seolah-olah merepresentasikan bahwa di fikiran anda orang ini
benar adanya sekalipun kemudian anda melupakan dan melepaskannya kembali.
Sekedar hal sederhana itu sudah lebih dari segalanya. Lebih baik adanya dari
dianggap hilang menjadi bayangan daripada hilang dan tidak peduli kemana
arahnya pergi.
Seperti layang-layang yang putus,
ada yang dibiarkan pergi dan ada yang dikejar oleh anak-anak. Sekalipun tidak
berhasil di dapatkan, setidaknya layang-layang putus ini dianggap ‘menarik’
untuk dikejar oleh mereka daripada yang dibiarkan pergi dan tidak seorang pun menoleh kepadanya sekalipun ia adalah layang-layang yang mahal dan indah.
………
Sebelum pergi ini, mungkin banyak
terdapat utang budi. Tidak, bukan anda. Tapi saya. Banyak sekali dan tidak tau
bagaimana membalasnya selain doa semoga ikhlas itu ada pada kita. Tidak, tidak
perlu mengungkapkan apa yang sudah saya lakukan, karna memang tidak ada. Tidak
ada sedikitpun hal berharga yang pernah dilakukan, karna memang tidak berharga
dan tidak ada gunanya juga. Kalaupun ada, mungkin cuma secuil dan lagi lagi
terlupakan. Saya pun tidak ingin anda mengingatnya.
Sejarah yang pernah ada, biar aja
buat penambah bumbu cerita dimasa depan. Karna yang kita hadapi adalah hal
sekarang, bukan kemarin. Ingat, sekedar penambah bukan bumbu utama. Jadi jika
ada hal yang baru datang, bahagialah dengan hal tersebut, bukan berkutat dengan
hal lama yang anda sendiri sudah bosan menghadapinya. Karna hal yang baru itu
lebih banyak mengenalkan anda pada suatu yang baru.
…….
Ternyata pada suatu waktu pijakan
diri masih ditempat yang lama, dan tidak ada hal baru yang datang tetapi yang ada malah
hal yang lama yang terus menerus pergi sampai merasa minus pada diri sendiri. Tidak, tidak perlu
kasian, tidak perlu iba, tidak perlu prihatin karena kembalikan pada keadaan sebelumnya, ini sudah biasa.