Sabtu, 13 Februari 2016

masa itu, buruk

Posted by Unknown | 00.22 Categories:
Pernah suatu waktu berada pada kondisi yang sangat menyenangkan
Saat dimana ketika melihat matahari pagi seolah tersenyum menyambut kita
Saat dimana ketika bulan menutup sang surya, hari menjadi semakin hangat dan tetap menyenangkan
Hari dimana bunga yang layu sekalipun tetap terlihat seperti menyungingkan senyum kebahagiaan
menyenangkan
Tapi ternyata tidak selamanya.
Kesadaran itu ada
Sadar bahwa sebagai makhluk Tuhan,
Ada kewajiban kita untuk kembali menghadap-Nya dan menumpahkan apa yang kita lakukan sebelum merendahkan diri ini
Saat dimana sisi keduniawian dikesampingkan
Mengharap setitik cahaya diberikan
Tapi setelah itu, keadaan menyenangkan mengaburkan segalanya
Lupa akan apa yang diucapkan dalam doa
Lupa kalau doa itu tidak cukup sekali
Lupa akan harga diri
dan Lupa jika Tuhan Maha Melihat
Mengulang pelanggaran aturan tertinggi
karena yang dipikiran cuma "senang-senang"
Sudah mencari muka di depan Tuhan, tetapi langsung berbelok 180 derajat dari segala kebaikan yang ada
Ibarat bunga mawar sudah mulai berbunga tetapi kemudian tiba-tiba badai datang menghancurkan semuanya
Habis tak tersisa
Begitu kiranya hasil setelah menghadap Tuhan tadi
Tapi tetap saja, mata tak bisa melepaskan dari hal hal menyenangkan itu
Hati ragu antara menolak dan tidak sementara pikiran seolah bersekongkol untuk tetap menikmatinya
dan akhirnya, pelanggaran lagi.
Begitu seterusnya sampai suatu saat ada rasa lelah menjalani kehidupan bertopeng ini
Sempurna, di depan orang banyak seolah bagai manusia berhati malaikat
Tapi ternyata busuk, mungkin di mata Tuhan juga
Apa yang akan aku sampaikan kepada yang Maha memiliki raga ini ketika Dia bertanya apa yang sudah aku buat? Topeng itu tidak bisa dipakai lagi, wujud aslilah yang terlihat
Tidak,
Keinginan tertinggi adalah menghadap dengan wajah suci
konsekuensinya, melepaskan kesenangan itu,

Melepaskan segalanya bukan hal yang mudah
Satu tahun pun bukan waktu yang gampang untuk menutup lembaran itu
Ingin rasanya merobek bagian lembar kesenangan, tapi ternyata
Ada suatu saat kita ingin kembali ke saat-saat itu
Ada suatu saat kita merasa itulah saat saat terindah dalam perjalanan hidup
Tapi tidak jika ingin berubah
Tidak jika ingin keluar dari zona nyaman itu
Memang pada kenyataannya isi pada lembaran itu tidak bisa dicoret, dan lembarannya akan tetap ada

Mungkin itulah yang orang sebut dengan masa lalu
yang sebenarnya tidak bisa diganti
Hanya bisa disesali dan diambil hikmah serta pelajaran darinya
yang harus memerlukan keteguhan hati agar tidak berpaling dan mengulangi
Pada akhirnya, inilah jalan insan yang dianggap baik
insan yang selalu hati-hati dalam melangkah
insan yang selalu mengucap maaf pada setiap doanya
insan yang sudah membuka buku baru dalam hidupnya,
Masa lalu, terima kasih, telah memberi pelajaran
dan karena masa lalu lah perbaikan saat ini terjadi.
Masa lalu, saatnya kita berpisah

0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube